TERBARU

AJI FATIHAH INTI BUMI

AJI FATIHAH INTI BUMI Salah satu Aji Pamungkas pegangan Para Kyai Kyai Sepuh yang bersumber dari Al quran tentunya. Surat Alfatihah disebut ...

"Sepatan" Lembu Sura dan Runtuhnya Majapahit, Mitos dan Sains Gunung Kelud

"Sepatan" Lembu Sura dan Runtuhnya Majapahit, Mitos dan Sains Gunung Kelud...


"Yoh, Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping, yaiku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, lan Tulungagung dadi kedung" ~Lembu Sura~

Kalimat di atas adalah "sepatan" alias kutukan yang diucapkan Lembu Sura, tokoh legenda yang mewarnai sejarah Kabupaten Kediri di Jawa Timur. Juga, sejarah kerajaan Majapahit.

Ada beragam versi soal Lembu Sura yang berakhir dengan kutukan dan menjadi sejarah lisan kehadiran Gunung Kelud ini. Meski demikian, semua bertutur tentang cara seorang perempuan cantik menolak lamaran Lembu Sura.

Satu versi, adalah cerita dengan perempuan cantik Dewi Kilisuci yang adalah anak Jenggolo Manik. Versi lain, ini adalah kisah tentang Dyah Ayu Pusparani, putri dari Raja Brawijaya, penguasa tahta Majapahit. Ada versi-versi lain tetapi inti cerita sama.

Kisah ini bermula dari kecantikan yang tersohor, mendatangkan para pelamar, sayangnya yang datang tak sesuai harapan. Tak enak menolak, maka cara sulit diterapkan. Tak beda dengan kisah Rorojonggrang dan legenda candi Prambanan.

Namun, dalam legenda Gunung Kelud, pelamar sang putri ini masih pula bukan manusia. Dia makhluk berkepala lembu. Itulah Lembu Sura.

Untuk menolak lamaran Lembu Sura, dibuatlah syarat pembuatan sumur sangat dalam hanya dalam waktu semalam. Tak dinyana, Lembu Sura ini punya kekuatan dan kemampuan untuk mewujudkan syarat itu.

Melihat perkembangan tak menggembirakan, sang putri pun menangis. Ayahnya, dalam versi kisah yang mana pun, kemudian memerintahkan para prajurit untuk menimbun Lembu Sura yang masih terus menggali di sumur persyaratan itu.

Batu demi batu dimasukkan ke lubang sumur, menjadi sebentuk bukit menyembul karena ada Lembu Sura di dalamnya. Saat batu dilemparkan, Lembu Sura masih memohon untuk tak ditimbun.

Begitu menyadari bahwa permohonannya akan sia-sia, keluarlah "sepatan" sebagaimana menjadi kutipan di atas. Sejak saat itulah legenda Gunung Kelud dan kedahsyatan letusan maupun dampaknya mengemuka.

Hancurnya Majapahit

Terlepas dari mitos Lembu Sura, tiga wilayah yang disebut dalam kutukannya itu memang kemudian luluh lantak. Para ahli sejarah memperkirakan letusan pada1586 yang menewaskan lebih dari 10.000 orang adalah akhir dari sejarah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Betul, catatan sejarah menyebutkan Kerajaan Majapahit diperkirakan runtuh pada kisaran angka tahun 1478. Namun, para sejarawan hari ini pun mengakui masih banyak yang belum terkuak soal sejarah kerajaan itu, seperti misalnya dugaan ada dua Majapahit pada satu masa.

Apa kaitannya dengan Gunung Kelud? Tentu saja letusannya.

Sebelum letusan pada 2007, setidaknya sejak awal abad 1900-an diketahui bahwa kawah Gunung Kelud memiliki danau. Kecuali letusan pada 2007, letusannya pun diketahui bertipe eksplosif, termasuk letusan pada Kamis (13/2/2014) malam.

Dalam sebuah wawancara mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi, Sumber Daya Alam, dan Mineral (ESDM) Surono mengatakan keberadaan danau di kawah ini sama bahayanya dengan lontaran material padat dari letusan gunung.

Surono yang pada Jumat (14/2/2014) diangkat menjadi Kepala Badan Geologi, mengatakan lontaran air dari danau kawah, bila masih ada, bisa mencapai sekitar 37,5 kilometer. Sudah air panas, bercampur magma, masih dipadukan dengan seratusan juta ton material padat yang terlontar.

Kira-kira, karena tak ada catatan sejarahnya, itulah yang terjadi pada letusan 1586. Namun, bukan pula letusan itu saja yang menyebabkan korban jiwa mencapai lebih dari 10.000 jiwa. Dampak sesudah letusan, tak kurang buruknya.

Diduga, kematian puluhan ribu orang itu juga disebabkan kelaparan. Dengan muntahnya air danau kawah, lontaran material padat, dan abu vulkanik yang mematikan tanaman, dapat diduga tak ada pasokan makanan yang bisa disediakan dalam jumlah besar untuk jumlah warga pada saat itu.

Membaca simbol tradisi lisan untuk mitigasi bencana

Inilah yang kemudian diduga sebagai penyebab benar-benar paripurnanya sejarah kerajaan Majapahit, menutup beragam konflik politik internal zaman itu, maupun legenda kutukan Lembu Sura.

Sebagai gambaran, letusan pada 1919 yang notabene relatif lebih modern dibandingkan kondisi pada 1586, juga menewaskan ribuan orang. Angka yang tercatat adalah 5.160 orang. Letusan pada 1919 inilah yang mengawali dilanjutkannya upaya pembangunan terowongan di kaki gunung berketinggian 1.731 meter tersebut.

Terowongan-terowongan tersebut berfungsi mengurangi volume air di kawah danau. Catatan tertua tentang upaya mengurangi dampak dari lahar cair, gabungan magma dan air danau yang mendidih, adalah "kelahiran" Sungai Harinjing yang sekarang dikenal sebagai Sungai Sarinjing di Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kediri. Sungai ini merupakan sudetan dari Sungai Konto.

Kehadiran Sungai Serinjing tercatat dalam prasasti Harinjing di Desa Siman. Dalam prasasti yang dikenal pula sebagai Prasasti Sukabumi itu, tertera angka tahun 921 M. Di situ diceritakan soal pembangunan bendungan dan sungai yang dimulai pertama kali pada 804 M.

Terowongan pengalir air dari danau kawah buatan 1926, setelah letusan pada 1919, masih berfungsi sampai sekarang. Namun, setelah letusan 1966, Pemerintah Indonesia membangun terowongan baru yang lokasinya 45 meter di bawah terowongan lama.

Terowongan baru yang rampung dibangun pada 1967 ini diberi nama Terowongan Ampera. Fungsinya menjaga volume air danau kawah tak lebih dari 2,5 juta meter kubik. Volume air di kawah Gunung Kelud susut dan hanya menyisakan genangan pada letusan efusif 2007.

Pada letusan Kamis (13/2/2014) malam, air danau bisa jadi bukan lagi ancaman. Namun, terbukti pada malam itu bawa Gunung Kelud masih memiliki ciri letusan eksplosif. Lontaran material padat vulkanik pada letusan terbesar pada pukul 23.30 WIB mencapai ketinggian 17 kilometer, ketika letusan pertama melontarkan material hingga setinggi 3 kilometer.

Jangkauan abu vulkanik letusan Gunung Kelud pada malam itu pun menyebar luas mengikuti arah angin, menyebar luas di Jawa Tengah dan menjangkau Jawa Barat. Bisa jadi gabungan antara pembangunan saluran-saluran air yang telah menghadirkan 11 sungai berhulu di gunung itu, letusan efusif yang menyurutkan air danau kawah, dan persiapan yang lebih baik menjadi faktor yang meminimalkan jumlah korban.

Namun, barangkali pekerjaan rumah tetap belum habis. Berdasarkan catatan sejarah, Gunung Kelud memiliki pola letusan berjeda pendek, antara 9 sampai 25 tahun. Walaupun korban jiwa yang jatuh dalam dua hari ini bukan karena dampak langsung letusan, tetapi fakta sangat pendeknya tenggat waktu antara peningkatan status Awas sampai terjadi letusan pada Kamis malam, tetap merupakan sebuah catatan baru.

Jarak waktu peningkatan status hingga terjadinya letusan, tak sampai dua jam. Kalaupun kutukan Lembu Sura tak lagi relevan sebagai mitos, barangkali perlu dibaca ada simbol-simbol budaya dalam tradisi lisan sebagai "kode" mitigasi bencana.

Percaya atau tidak, hari ini selain 11 sungai ada di Kediri, di Tulungagung pun ada Bendungan Wonorejo, dan Blitar menjadi sebidang tanah datar di kawasan yang dikelilingi danau dan sungai itu. Agak terdengar familiar? Betul, kalimat dalam legenda Lembu Sura.

Sumber: beragam sumber/Ekspedisi Cincin Api

MEMBUKA MATA BATHIN

untuk islam



3 cara membuka MATA BATIN

LMU MEMBUKA MATA BATIN yg Ke-1……Lafal Doa Kunci nya adalah sbb:

ALLOHU WUJUDULLOH DZATULLOH SIFATULLOH SIRRULLAH KUNFAYAKUN.

dibaca 3x dengan 1xTahan Napas….Lalu Semadi dan Baca Lafal tsb DALAM HATI Sebanyak Banyaknya….



ILMU MEMBUKA MATA BATIN yg Ke-2……Lafal Doa Kunci nya adalah sbb:

SHIDIQUL GHUYUB BISIRRULLOH.

dibaca 11x dengan 1xTahan Napas…..Lalu Semadi dan Baca Lafal tsb DALAM HATI Sebanyak Banyaknya…….



ILMU MEMBUKA MATA BATIN yg Ke-3……Lafal Doa Kunci nya adalah sbb:

INNA QUWWATIH QUWWATAH KUNFAYAKUN YA GHOIB YA BATIN.

dibaca 11x dengan 1xTahan Napas….Lalu Semadi dan Baca Lafal tsb DALAM HATI Sebanyak Banyaknya…….



*KETERANGAN LEBIH LANJUT UTK KE-3 KEILMUAN:

Pada Saat Anda Semadi…..Fokuskan Pikiran Pada Hati Kita….Pada Rasa Kita…..yg Fokus Membaca lafal tsb (utk Lafal Harap di pilih salah Satu saja)….Dan kaidah kaidah Dalam Fokus membaca Lafal tsb Adalah:

1.Konsentrasi Pada Hati Kita ….Pada Rasa….Bukan Pada Mata Kita yg Terpejam.Hati atau Rasa HARUS MENUJU ALLOH…..Hati kita Membaca lafal tsb Sbg Jalan menuju Alloh dengan Konsentrasi……Meski keadaan di sekitar Kita Sangat Bising…..Karena Telingan pasti akan selalu mendengar…..tp Tetap saja Baca dalam Hati sebanyak banyaknya Lafal tsb….Jangan Pernah hiraukan telinga yg mendengar…..Tapi Fokus Pada Mata hati saat Mata Kita Terpejam.

2.Pada Pikiran Agar tidak ngelantur saat hati membaca Lafal tsb mk Memakai Kunci Sirr….atau sering di sebut Kunci makrifat atau di sebut visualisasi atau Bayangkan….

Utk Ilmu Membuka Mata Batin:

-Yang ke-1 :Kunci Sirr Pada Pikiran: Bayangkan Dan Rasakan Kita Menyatu dengan Alloh.

-Yang Ke-2 :kunci Sirr Pada Pikiran: Bayangkan Embun Alloh Membasuh Mata dan Matahati kita…Membersihkan sampai sebersih bersih nya….

-Yang ke-3 :Fokus pada Kata Ya Ghoib Ya Batin….Krn Ya Ghoib itu adalah Nama Alloh yg Maha Ghoib…sehingga yg Ghoib nantinya Akan terbuka…..krn Ya Batin juga Nama Alloh Al-Batinu yg Artinya Wahai Dzat Batin yg Mengandung Unsur Sirr atau Rahasia di dalamnya…..

3.JANGAN BERFOKUS PADA PENGHARAPAN PENGLIHATAN GHOIB…..TAPI BENAR BENAR PASRAH DAN IKHLAS KEPADA ALLOH…..JUSTRU AKAN SEMAKIN CEPAT MENUJU PENGLIHATAN GHAIB



*keterangan Tentang SASMITA…..

Segala Ilmu Itu Ada SASMITA nya Karena Sasmita Adalah Petunjuk Jika Mata Batin Anda sudah Terbuka…..Karena itulah….Dalam Setiap Keilmuan Dari saya SELALU MENGGUNAKAN TEKNIK SEMADI…..karena Cara itulah satu satunya Jalan Agar Kita Bisa Menangkap Sasmita….

SASMITA DARI TIAP TIAP ORANG BERBEDA….JUGA TIAP TIAP ILMU DARI 3 ILMU TSB JUGA AKAN MEMILIKI SASMITA YG BEDA.

DAN JIKA SAAT PERTAMA KALI ANDA MELIHAT PENGLIHATAN GAMBARAN SASMITA…..ULANGI SAMPAI SEMADI ESOKNYA……SAMPAI ADA SASMITA LAGI……..SETELAH ITU BARU DI TES ILMU TSB…..



CARA TES ILMU TSB (TES SETELAH DAPAT SASMITA)

*Utk Ilmu yg Ke-1: Pejamkan mata Baca 3x Tahan Napas….NIAT(Contoh:Niat Ingsun melihat keberadaan Si A)….lalU di baca sebanyak banyaknya dalam hati sampai Tembus….Biasanya Tidak lama juga pasti Tembus Penglihatan tsb.

*Utk Ilmu yg Ke-2: Pejamkan mata Baca 11xTahan napas….NIAT(contoh:Niat ingsun melihat Energi Ilmu Si A)….lalu di baca sebanyak banyaknya dalam hati sampai Tembus….Biasanya Tidak Lama Pasti akan tembus penglihatan tsb.

*Utk Ilmu yg Ke-3: Pejamkan mata Baca 11xTahan napas….NIAT(Contoh:Niat Ingsun Melihat Alam Jin)….lalu di baca sebanyak banyaknya dalam hati sampai Tembus……Biasanya Tidak lama pasti akan tembus Penglihatan tsb.

UTK MASING MASING ILMU TES NYA SAMA…..NIAT HARUS JELAS…..JADI NYATAKAN NIAT ANDA DENGAN KATA KATA….NIAT INGSUN……….TERSERAH DI ISI APA NIAT NYA

UTK NIAT…..BISA DILIHAT DI FUNGSI.



*FUNGSI Utk Masing masing Ilmu membuka mata batin

-Melihat Keberadaan Seseorang.

-Melihat Keberadaan Benda.

-Melihat Energi Keilmuan Seseorang.

-Melihat Energi suatu Amalan Ilmu yg Akan Di Amalkan.

-Milihat Alam Jin.

-Melihat tempat Meski keadaan yg Jauh….

-Meminta Gambaran Tentang Petunjuk Ghoib.

-Istikhoroh Goib…..biasa nya gambaran langsung Ada…..

-Munajat keilmuan Ghaib kepada Allah….Biasanya anda akan mendapat amalan Ilmu yg sesuai Niat anda

-Terbuka Rahasia Rahasia yg Tidak Kita Ketahuai…..

-SEMAKIN LAMA DAN PADAT ANDA MENGAMALKAN ILMU TSB….MAKA MATA BATIN JUGA MAKIN TAJAM….SEHINGGA MAKIN PEKA MENANGKAP GETARAN GHAIB.

-Dan lain lain sesuai Niat Anda yg Ada hubungan nya dengan Ilmu Ghaib.



Anjuran utk Tes Pertama Kali Sesudah Dapat Sasmita….Misal utk Ilmu Ke-2: Baca SHIDIQUL GHUYUB BISIRRULLOH 11xTahan Napas….lalu baca dalam hati…NIAT INGSUN MELIHAT ENERGI ILMU ARIES PRISDIANT…….lalu baca SHIDIQUL GHUYUB BISIRRULLOH sebanyak banyak nya dalam Hati….sampai nanti Ada Gambaran Tentang Energi Ilmu Saya….Atau NIAT BISA DI GANTI……NIAT INGSUN MELIHAT KEBERADAAN ARIES PRISDIANT….Maka Nanti Akan Ada gambaran tentang saya….apakah saya masih Hidup atau Sudah almarhum…..

PENGLIHATAN NANTI PASTI NAMPAK……TAPI TINGKAT KEAKURATAN TERGGANTUNG KETAJAMAN MATA BATIN ANDA…..KRN ITU LATIH TERUS…..KRN SAAT MELATIH ILMU TSB…..SAAT ITULAH KITA BENAR BENAR MENDEKAT MENUJU ALLOH.

Ke tiga tiganya Ilmu Tersebut Termasuk Ilmu Allah……Krn Ketika Kita memohon kepada Allah utk Ilmu tsb secara otomatis Kita juga mendekat Kepada Allah…..

MEMAKNAI ISRA’ MI’RAJ DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL

“MEMAKNAI ISRA’ MI’RAJ DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL”

Oleh: Mohamad Kholil, S.S., M.S.I.
(Ketua Lajnah Ta’lief wan Nasyr (LTN) PCNU Kab. Indramayu)

Khutbah Pertama:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ, الْكَرِيْمِ الْمَنَّانِ, الرَّحِيْمِ الرَّحْمَنِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدًا يَدُوْمُ عَلَى الدَّوَامِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى الْخَيْرِ وَاْلإِنْعَامِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِه صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ مَتُلاَزِمَيْنَ عَلَى مَمَرِّ اللَّيَالِيْ وَالزَّمَانِ، أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.



Hadirin sidang Jum’at rahimakumullah,


Tanpa terasa, saat ini kita telah memasuki bulan Rajab, bulan yang di dalamnya terdapat sebuah peristiwa maha penting dalam catatan sejarah peradaban umat manusia, yakni Isra’ dan Mi’raj yang dialami Nabi Muhammad SAW lebih dari 14 abad yang silam. Isra’ Mi’raj merupakan sebuah perjalanan spiritual yang luar biasa, di mana nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya akan tetap aktual dan abadi sepanjang masa. Oleh karenanya, adalah hal yang wajar jika kemudian setiap memasuki bulan Rajab, Isra’ Mi’raj selalu diperingati oleh umat Islam di berbagai penjuru dunia, dan dijadikan momentum untuk mengaktualisasikan kembali nilai-nilai luhur di dalamnya. Terlebih pada masa sekarang, di mana bangsa dan masyarakat kita, khususnya kalangan generasi muda dan pelajar yang disebut-sebut sebagai generasi millenial, seolah tak henti-hentinya diguncang beraneka macam persoalan, berbagai penyimpangan terhadap norma etika dan agama seolah dianggap hal yang lumrah dan menjadi "budaya", hingga masalah yang sangat meresahkan kita akhir-akhir ini adalah, makin merebaknya fitnah dan hoax di jejaring media sosial yang berpotensi mengancam keutuhan masyarakat kita sebagai sebuah bangsa.


Jama’ah Jum’at hadaniyallahu wa iyyakum,


Sedikitnya ada 4 (empat) nilai fundamental yang sangat penting untuk kita maknai dari peristiwa Isra’ Mi’raj:


Pertama, peristiwa Isra’ yang berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW di malam hari dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsha di Palestina. Peristiwa itu memberikan isyarat kepada kita, bahwa manusia di dalam hidupnya perlu membangun hubungan dan komunikasi sosial/horizontal. Pada peristiwa Isra’, perjalanan Nabi SAW bersifat horizontal: dari bumi yang satu ke bumi lainnya, yang disimbolkan dari satu masjid ke masjid lain, yakni dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Maka, masjid yang merupakan “simbol” pusat kegiatan keagamaan umat Islam, harus pula ditransformasikan nilai-nilainya di tengah kehidupan sosial atau kemasyarakatan secara nyata. Umat Islam harus mampu membangun relasi sosial (hablun minan-nas) yang rukun danharmonis di tengah-tengah kehidupannnya. Karena Nabi sendiri dalam salah satu sabdanya menyatakan: al-dînu mu’amalah (bahwa agama, salah satu inti ajarannya adalah bagaimana seseorang harus berinteraksi atau berhubungan baik dengan sesamanya).


Dengan kata lain, kualitas keislaman seseorang tidak cukup hanya diukur ketika ia berada di dalam masjid. Akan tetapi, bagaimana nilai-nilai ibadah dan kekhusyukan yang telah dilakukannya di dalam masjid itu diwujudkan pula di luar masjid, yakni ketika berada di lingkungan kerja maupun di tengah-tengah masyarakatnya, melalui jalinan interaksi, silaturahmi, dan komunikasi yang baik dengan sesama. Inilah yang disebut dengan “kesalehan sosial”. Sebab, tidak jarang sewaktu berada di dalam masjid seseorang tampak khusyuk beribadah, namun begitu keluar masjid, nilai-nilai kekhusyukan ibadahnya itu ia tanggalkan. Akibatnya, di tempat kerja maupun di lingkungan masyarakatnya ia masih kerap melakukan prilaku-prilaku yang justeru bertentangan dengan nilai-nilai ibadah yang telah dilakukannya. Modelberagama seperti itu jelas merupakan wujudkeberagamaan yang semu. Karena salah satu wujud keberagamaan yang hakiki, harus ditandai dengan kemampuan seseorang menjalin komunikasi dan interaksi yang baik dengan sesamanya, sesuai dengan nilai-nilai akhlak luhur yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana hal ini telah diajarkan pula oleh Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) dalam salah satu “piwulang” nya kepada Raden Sa’id (Sunan Kalijaga): “marsudi urip rukun, nuju nur alam cahyaning sejati” (bahwa menjalin hubungan baik dengan sesama, adalah wujud kematangan spiritual dan kesempurnaan iman seseorang). Ini sekaligus menegaskan bahwa seseorang baru bisa dianggap beramal shaleh manakala ia tidak hanya mementingkan keshalehan pribadinya semata terkait hubungannya dengan Tuhannya, tetapi juga seorang muslim harus melakukan kebaikan-kebaikan di dalam interaksinya dengan orang lain dan lingkungannya. Ulama salafus shalih menjelaskan makna dan cakupan amal shalih sebagai berikut:

فهو يشمَل الحياة كلّها، فكلّ ما يعود بالنفع على الإنسان والكون والحياة يُعدُّ من العمل الصالح الذي يحثّ عليه الإسلام، ما دامتِ النيّة خالصةً لوجه الله الكريم


“Amal shalih itu mencakup semua urusan kehidupan. Maka perbuatan apapun yang bisa memberikan manfaat bagi manusia, alam semesta dan kehidupan, merupakan amal shalih yang dianjurkan dalam ajaran Islam, selama dilakukan dengan niat yang tulus karena Allah SWT”. 



Di samping itu, perisiwa Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha juga memberi isyarat kepada kita, bahwa mestinya antara satu masjid dengan masjid lainnya harus ada sinergi atau kerjasama yang harmonis dalam membangun kegiatan pendidikan dan dakwah secara khidmat dan penuh rahmat kepada masyarakat. Jangan sampai, masjid justeru dijadikan sebagai ajang untuk membentuk ideologi sektarian secara eksklusif dan sempit, yang justru merusak tatanan ukhuwwah (persaudaraan), baik dengan sesama umat muslim maupun dengan masyarakat luas sebangsa dan setanah air. Apalagi, masjid lalu dijadikan sebagai mimbar untuk menyebarkan ideologi politik kebencian dengan mengatasnamakan “Islam” sebagai kemasan untuk tujuan merongrong sistem, falsafah, dan kedaulatan negara yang sah, sebagaimana yang akhir-akhir ini kian marak terjadi di berbagai tempat.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Kedua, peristiwa Mi’raj, di mana Nabi SAW dari Masjidil Aqsha kemudian naik ke puncak tertinggi jagat semesta: Sidratil Muntaha,berjumpa dengan Allah SWT. Perjalanan spiritual ini memberikan pelajaran penting bagi kita bahwa manusia dalam menjalani kehidupannya harus melakukan upaya “transedensi”, yakni mendekatkan diri kepada Tuhannya: Allah SWT, agar terhindar dari jebakan-jebakan materi-duniawi yang seringkali membuat manusia kalap dan lupa diri.


Sebagai makhluk yang disebut homo religius, manusia harus mampu membangun relasi atau hubungan yang harmonis dengan Tuhan-nya. Dengan begitu, maka sifat-sifat Tuhan sebagai Dzat yang Maha Pengasih dan Sumber Kebaikan, harus dapat diterjemahkan dalam kehidupannyata sehari-hari. Nilai-nilai kejujuran harus terusditegakkan, untuk melawan segala bentuk penyelewengan. Kita tentunya sangat prihatin dan sedih, ketika kejujuran tidak lagi dianggap penting. Nilai falsafah Jawa yang menyatakan “sopo sing jujur bakale mujur” (orang yang jujur akan beruntung) telah dicampakkan sedemikian rupa, dan diganti dengan slogan “sopo sing jujur malah kajur” (orang yang jujur justru akan hancur). Padahal kita tahu, bahwa kejujuran-lah yang akan membawa kita pada ketenangan dan kedamaian. Kita mungkin saja bisa membohongi puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang, namun, kita tidak akan bisa membohongi hati nurani kita sendiri, apalagi membohongi Allah SWT.


Kemudian yang Ketiga, dalam peristiwa Mi’raj dari Masjidil Aqsha ke Sidratil Muntaha, Nabi SAW berjumpa langsung dengan Allah SWT.Ini merupakan puncak pengalaman spiritualsekaligus nikmat yang sangat indah dan tak tertandingi oleh kenikmatan  apapun. Disinilah makin nampak keluhuran dan ke-luar biasa-an Rasulullah SAW, di mana setelah bertemu dengan Tuhannya, beliau justeru masih mau turun lagi ke dunia untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan demi keselamatan umatnya. Seandainya Nabi SAW adalah orang yang egois dan hanya memikirkan kepentingan dan keselamatan dirinya sendiri, niscaya beliau enggan untukturun lagi ke dunia. Itulah cermin bahwa beliau adalah seorang manusia paripurna (insan kamil) sekaligus seorang sufi sejati, yang tidak hanya berpredikat shalih (berkepribadian baik secara personal), tetapi juga seorang mushlih(menjadikan orang lain menjadi baik).


Peristiwa ini mengandung pelajaran yang sangat berharga, bahwa kita tidak boleh terjebak pada kesalehan ritual-spiritual yang bersifat personal semata. Sebab kesalehan yang sejati adalah manakala seseorang bisa membangun relasi yang harmonis dan seimbang: baik antara dirinya dengan Tuhannya (hablun min Allah); antara dirinya dengan sesamanya (hablun min al-nas); maupun antara dirinya dengan alam dan lingkungan sekitarnya (hablun ma’a al-bi’ah).


Hadirin jama’ah Jum’at yang berbahagia,


Keempat, dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi SAW mendapat perintah yang sangat penting,berupa perintah shalat. Shalat merupakan media interaksi dan komunikasi antara kita dengan Allah SWT, sehingga karena inilah bulan Rajab sering disebut sebagai "syahrullah" (bulannya Allah). Sedemikian pentingnya shalat, perintah itu diterima langsung oleh Nabi tanpa melaluiperantara Malaikat Jibril. Jika agama diumpamakan sebagai sebuah bangunan, maka shalat merupakan tiang-tiang penyangga yang akan menopang bangunan itu bisa tetap kokoh berdiri, sebagaimana sabda Nabi:


الصلاة عماد الدّين, فمن أقامها فقد أقام الدّين, ومن تركها فقد هدم الدّين.



“Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang menegakkan shalat berarti ia menegakkan agama, barang siapa yang meninggalkan shalat berarti iamenghancurkan agama.”


Namun, hal yang sesungguhnya paling pentingadalah bagaimana kita menjiwai dan menerapkanpesan-pesan moral yang terkandung dalam ritual shalat tersebut. Jangan sampai kita memahamishalat hanya sebatas rutinitas dan “seremonial” belaka, tanpa memahami makna apa-apa di dalamnya. Al-Qur’an mengkritik orang-orang yang melakukan shalat sebagai “pendusta agama” dan dianggap sebagai orang yang celaka, manakala mereka melalaikan atau tidak melaksanakan pesan-pesan moral yang terkandung di dalam shalat yang dilakukannya (sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Ma’un: 3-4).


فويل للمصلين, الذين هم عن صلاتهم ساهون.


Jama’ah Jum’at yang berbahagia,


Shalat mengajarkan kita akan pentingnya disiplin dan menghargai waktu. Maka, salah satuciri dari kualitas shalat seseorang adalah sejauh mana ia disiplin dan menghargai waktu, yang kemudian diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Di dalam shalat juga terkandung pesan ke-tawadlu’-an (rendah hati), sebab betapa di dalam shalat kita rela meletakkan kepala kita, yang merupakan mahkota atau anggota tubuh yang paling mulia, merunduk ke tempat sujud, sejajar dengan kaki kita. Maka kesombongan dan sikap kesewenang-wenangan jelas bukanlah sifat orang yang baik shalatnya. Shalat jugamengajarkan kita akan pentingnya menebarkannilai-nilai kedamaian, keharmonisan, danpersaudaraan. Karena bukankah setiap kali kita mengakhiri shalat, kita selalu mengucapkan salam (assalamu’alaikum warahmatullah) sambil menoleh ke kanan dan ke kiri?!. Maka indikator lain dari orang yang baik shalatnya adalah ia senantiasa menebarkan rasa kedamaian, persaudaraan, dan kasih sayang di tengah-tengah masyarakatnya. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan berbagai pelajaran penting dari peristiwa Isra’ Mi’raj serta betul-betul mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata. [ ]


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.



Khutbah Kedua:

الحمد لله الذي منّ علينا برسوله الكريم, وهدانا به إلى الدين القويم والصراط المستقيم, وأمرنا بتوقيره وتعظيمه وتكريمه, وفرض على كلّ مؤمن أن يكون أحبَّ إليه من نفسه وأولاده وخليله, وجعل محبّتَه سببا لمحبّته وتفضيله, أشهد أن لا إله إلاّ اللهُ الرؤوفُ الرحيم, وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله ذو الجاه العظيم, صلّى الله وسلَّم عليه وعلى سائر المرسلين, وآل كلٍّ والصحابة والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين. أمّا بعد, فيا أيّها الحاضرون, اتّقوا اللهَ حقَّ تُقاته, ولا تموتنّ إلاّ وأنتم مسلمون. واعلموا أنَّ الله أمَركم بأمرٍ بدأ فيه بنفسه وثـنّى بملآئكته بقدسه, وقال تعالى إنَّ الله وملآئكته يصلّون على النبى يآأيها الذين آمنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما. اللهمّ صلّ على سيدنا محمد وعلى أنبيآئك ورسلك وملآئكتك المقرّبين, وارضَ اللهمّ عن الخلفاء الراشدين أبي بكر وعمر وعثمان وعليّ وعن بقيّة الصحابة والتابعين وتابعي التابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين, وارض عنّا معهم برحمتك ياأرحم الراحمين. اللهمّ اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحيآء منهم والأموات, إنّك سميع قريب مجيبُ الدعوات. اللهمّ أعزّ الإسلام والمسلمين وَأَذِلَّ الشّركَ والمشركين وانصر عبادَك الْمُوَحِّدِين المخلِصين واخذُل مَن خذَل المسلمين ودَمِّرْ أعدآئَنا وأعدآءَ الدّين وأَعْلِ كلماتِك إلى يوم الدين. اللهمّ ادفع عنّا البلاءَ والوَباءَ والزَّلازِلَ والْمِحَنَ وسوءَ الفتنة ما ظهر منها وما بطن عن بَلَدِنا إندونيسيا خآصةً وعن سائرِ البُلدانِ المسلمين عآمة يَا ربّ العالمين. ربّنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. عبادَ الله! إنَّ الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتآء ذي القربى وينهى عن الفحشآء والمنكر والبغي يعظكم لعلّكم تذكّرون, واذكروا الله العظيم يَذْكُرْكُمْ واشكروه على نِعَمِهِ يَزِدْكم واسئلوه من فضله يُعْطِكم, وَلَذِكرُ اللهِ أكبر.

PROGRAM APRIL

Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah atas izin dan ridho Allah SWT, kami kembali membuat produk olah batin dalam program sosial yang berlaku sampai 30 APRIL 2018.
1. Pengisian Tenaga Dalam
program kali ini, program pengisian tenaga dalam yang bermanfaat multi fungsi tergantung pengembangan masing-masing, setelah meminum media khusus, dan penyelarasan, Tenaga dalam langsung aktif antara laian untuk :
- perlindungan yang Haq dari Allah SWT
- Radar Ghoib
- silat Ghoib
- Menyembuhkan segala macam Penyakit
- mementalkan lawan.
- musuh menyerang terpental
- kekebalan, tusuk, iris. bisa langsung tes
- pancaran aura
- dll
mahar Rp. 250.000,-
bonus Rajah keselamatan dari kulit kijang. (stok terbatas)
jarak jauh atau datang langsung hasilnya sama.

2. RIJALUL GHOIB
setelah menelan media tertentu yang halal dan aman, kemudian melakukan aktifasi, maka akan aktif dan dapat digunakan untuk :
- melihat jin
- berkomunikasi dengan jin.
- memerintah jin.
- dll
biaya selamatan : Rp. 275.000
(Syarat Datang Langsung)

3. Gelang Kaokah Karomah
Terbuat dari Kayu kaokah berjumlah 20 biji (5,5mm) yang telah asma dengan ayat, doa, wirid dan rajah khusus yang dapat menjadi wasilah :
-sarana mendekatkan diri kepada Allah
-keselamatan mutlaq lahir batin
-perlindungan yang Haq dari Allah SWT
-benteng dari segala kejahatan kasar maupun halus
-benteng dari segala marabahaya yang datangnya dari manapun juga.
-selamat dalam perjalanan,
-kekuatan dalam segala bidang olahraga,
-dipukul tidak terasa seperti memiliki tameng plat besi
-anti santet, anti tenung, anti sihir, anti guna-guna
-musuh menyerang terpental.
-pukulan sakti/musuh bisa pingsan
-kharisma agung
-selamat dari wabah penyakit, gangguan jin dan manusia.
Mahar Rp. 77.000,-
Kami juga menyediakan Tasbih Kaokah yang insyallah manfaat sama dengan gelang kaokah,
Mahar : Rp. 177.000,-
Monggo yang berminat...
Bisa langsung hadir ke Padepokan Tenaga Dalam dan Ilmu Hikmah Padhang Ati
Dsn.Dawuhan Mojosari Kras Kediri Jawatimur
Telp/sms/wa : 085706990001
Bagi yang tidak bisa hadir langsung, bisa pesan jarak jauh dengan hasil sama.
Ketik PESAN:nama produk#nama asli+ibu kandung#alamat lengkap dan jelas.
Kirim ke no hp diatas.
Syarat : Niat, Yaqin dan Tawakkal kepada Allah SWT
Usahakan istikhoroh minta petunjuk kepada Allah terlebih dahulu.

ANTARA TAHUN MASEHI DAN TAHUN HIJRIYAH.

Dari keputusan Muktamar ke 33 di Jombang, hari jadi NU menggunakan perhitungan kalender Hijriyah. Berikut ini penjelasan ttg kedua sistem penanggalan tahun Masehi dan Hijriyah:
     Penanggalan masehi jauh lebih tua dari penanggalan hijriyah. Sistemnya berdasarkan pada periode bumi mengelilingi matahari(solar/syamsiyah). Penanggalan ini menggunakan patokan tahun pertama berdasarkan kelahiran Nabi Isa Al masih. Tahun masehi semula hanya mempunyai 10 bulan dan Maret sbg bulan awal. Januari dan Pebruari ditambahkan pada masa2  berikutnya. Pada zaman itu sistem penanggalan memang dapat diubah seenaknya oleh para Kaesar.
   JANUARI diambil dari nama dewa  norna Janus(iaunarius) atau dewa pintu gerbang. PEBRUARI dari kata latin Februna atau Februum yaitu nama pesta penyucian yg diselenggarakan tiap 15 Pebruari oleh bangsa Romawi kuno. MARET diadopsi dari nama dewa perang, Mars atau Martius. APRIL dari nama dewa cinta Yunani Aphrodite atau Aphrilis atau Aphros atau dari Apreire yg artinya: musim tanam tanaman mulai berbunga. MEI dari kata Mob Mayesto, dewa musim semi. JUNI dari "Juno", dewi yg melambangkan kewanitaan dan kebahagiaan keluarga. JULI dari nama Julius Caesar(jidup sebelum Masehi) sbg penghormatan kpd kaesar Romawi ini. AGUSTUS dari nama penguasa Romawi (meninggal 14 M, yg memimpin setelah Julius Caesar. SEPTEMBER dari bahasa latin utk angka ke 7 yaitu Sapta. Ketika bulan ini diubah menjadi bulan ke 9, krn ada tambahan bulan Januari dan Pebruari, namanya tak diubah. OKTOBER dari bahasa latin "Octo" yg berarti ke 8, tapi juga tak diubah ketika dijadikan bln ke 10. NOPEMBER dari bahasa latin utk angka 9 yaitu Novum/ Novemus, juga tak diubah meskipun kini manjadi bulan ke 11. DESEMBER dari bahasa latin utk angka ke 10 yaitu "Decem/Decimus.
     Adapun tahun Hijriyah, penanggalan ini, tahun pertamanya dihitung mulai dari ketika Nabi hijrah ke Madinah yg bertepatan pada 622 M. Tahun Hijriyah ditetapkan buat penanggalan oleh sahabat Umar bertepatan pada th 638 M ketika ia menjadi khalifah.
    Alasan menggunakan penanggalan dimulai dari tahun Hijrah Nabi, yaitu:
    1. Dlm Al Qur'an Allah swt sangat banyak memberikan penghargaan bagi orang2 yg berhijrah.
2. Masyarakat Islam yg berdaulat dan mandiri baru terwujud stelah Nabi hijrah ke Madinah.
3. Umat Islam sepanjang zaman diharapkan selalu memiliki semangat hijriyah, yaitu jiwa dinamis yg tdk terpaku pada suatu keadaan dan ingin berhijrah kpd kondisi yg lebih baik.

Adapun nama2 bulan Hijriyah ialah: MUHARRAM. Artinya: Yg diharamkan/yg menjadi pantangan. Sebab pada bulan ini dilarang menumpahkan darah atau peperangan. Larangan perang berlaku sampai masa2 awal Islam. SHAFAR. Artinya: Kosong . Krn pada bulan ini semua orang laki-laki Arab dahulu pergi meninggalkan rumah utk merantau, berniaga dan sebagainya sehingga pemukiman mereka kosong. RABI'UL AWAL. Berasal dari kata "RABI'": Menetap dan "AWAL" : Pertama. Maksudnya: Masa kembalinya kaum lelaki yg telah merantau. Yakni: Awal menetapnya mereka dirumah. RABI'UL AKHIR. Artinya: Masa menetapnya mereka utk terakhir atau penghabisan. JUMADIL AWAL: Dari kata " Jumadi (kering) dan UWAL (pertama). Ini krn ketika itu merupakan awal musim kering/kemarau. JUMADIL AKHIR. Artinya akhir kemarau. RAJAB. Artinya "mulia". Krn bangsa Arab dulu sangat memuliskan bulan ini antara lain dg melarang berperang. SYA'BAN. Artinya "berkelompok" atau "berpencar" . krn orang Arab dibulan ini lazimnya berkelompok mencari nafkah. RAMADHAN. Artinya: "sangat panas", krn ketika itu cuacanya sangat panas. SYAWAL. Artinya " membawa". Maksudnya adalah musim hewan berkembang biak (betina membawa isi). DZUL QA'DAH. Dari kata "Dzul" (pemilik) dan "Qa'dah" (duduk), karena merupakan waktu istirahat bagi kaum lelaki Arab dahulu. Mereka menikmati dg duduk2. DZUL HIJJAH. Artinya: Yang menunaikan haji.

PENYEBAB DITOLAKNA DOA.

     Agar suatu doa dikabulkan oleh Allah swt dan apa yg dimohon kepadaNya terpenuhi, atau yg dibenci dapat terhindari,  maka ada beberapa syarat yg harus dipenuhi.Tdk dipenuhinya syarat2 ini, menyababkan do'a itu tak akan dikabulkan oleh Allah swt. Diantara syarat2 nya yg terpenting ialah:
--Tdk tergesa-gesa ingin dikabulkan do'anya. Nabi bersabda:
يستجاب لاحدكم مالم يعجل, يقول: قد دعوت ربى فلم يستجب لى (رواه البخارى عن ابى هريرة).
"Do'a salah seorang dari kamu, tentu dikabulkan oleh Allah selama orang itu tdk tergesa-gesa, yaitu dg mengatakan: Saya telah berdo'a tetapi do'a itu tdk juga dikabulkan".
--Makanan dan minuman serta pakaian, jangan dari hasil yg haram, seperti dari hasil  mencuri menipu, korupsi, riba dll. Nabi saw pernah men uturkan hadis begini:
ياايهاالناس, ان الله طيب لا يقبل الا طيبا ِِِِ......ثم ذكر الرجل يطيل السفر اشعث اغبر يمد يديه الى السماء يارب يارب ومطعمه حرام وملبسه حرام وغذى بالحرام فانى يستجاب لذلك.(رواه مسلم عن ابى هريرة)

"Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tdk menerima kecuali yg baik". Kemudian Nabi menuturkan: "(Ada) seorang laki2 yg bepergian jauh yg rambutnya kusut masai dan pakaiannya kumal penuh debu, lalu ia mengangkat kedua  tangannya menengadahkan ke langit dan berdo'a: Ya Allah...ya Allah...  Sedang makanannya dari perkara yg haram, pakaiannya dari yg haram, minumannya dari yg haram dan dia dikenyangkan dari hasil yg haram, maka bagaimana mungkin Allah akan mengabulkan do'anya itu".
  --Tidak berdo'a yg isinya  sesuatu yg bedosa atau  memutuskan silaturrahim. Nabi bersabda:
لا يزال يستجاب للعبد مالم يدع باثم اوقطيعة رحم (رواه مسلم عن ابى هريرة)
"Do'a seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tdk memohon sesuatu yg berdosa atau utk memutuskan tali silaturrahim".
    Tdk memohon sesuatu yg berdosa, maksudnya: Tdk meminta perbuatan2 yg diharamkan oleh syari'at, seperti memohon agar selalu menang dlm berjudi, atau agar wanita yg disukai bersedia  mau dizinai dll. Sedangkan arti: "Tdk memutus tali silaturrahim", contohnya seperti meminta agar dia tdk dipertemukan dg salah seorang kerabatnya yg selama ini tak dia sukai.
     Sebenarnya, memutus silaturrahim itu termasuk juga  perbuatan yg berdosa, tetapi dituturkan disini utk menunjukkan besarnya dosa mutus silaturrahim.
--Do'a dlm keadaan hati kosong dan tdk serius. Nabi berkata:
ادعوا الله وانتم موقنون بالاجابة واعلموا ان الله لا يقبل الدعاء من قلب غافل لاه(رواه احمد والترمذى عن ابى هريرة)
"Berdoalah kpd Allah dan kalian dlm keadaan yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bhw Allah tdk menerima do'a dari hati yg lalai".
    Ada kalanya memang, apa yg kita mintakan dlm do'a kita itu diganti oleh Allah dg sesuatu yg lebih baik menurut Allah, sedangkan kita tdk mengetahui ttg hal itu, dan ada kalanya pula, apa yg kita minta itu dikabulkan, tetapi ditunda oleh Allah, krn Allah lebih mengetahui atas diri hamba2 nya daripada mereka mengertahi diri mereka sendiri
    Apabila Allah tdk mengabulkan do'a dan juga tdk mengganti apa yg diminta, maka Allah akan mengabulkannya diakhirat nanti yg berupa kenikmatan yg tiada bandingannya didunia ini.

NASIB SI BUDAK JUJUR.

    Ada seorang budak berkulit hitam asal Turki bernama Mubarak yg setiap harinya bertugas utk menjaga kebun milik seorang yg kaya raya keturunan Persia. Suatu hari ketika sedang beraa di dekat kebunnya yg terhampar luas,  tuannya memanggil budaknya itu utk diperintah memetikkan buah anggur yg manis utk dimakannya.
    Mubarak pun bergegas pergi memetik anggur buat sang majikan lalu menyerahkan anggur itu kepadanya.
    "Anggur ini masam sekali", kata sang majikan setelah memakannya. "Carilan lagi yg manis", timpalnya.
    Mubatak pun segera pergi menuju kebun kembali. Tak lama kemudian, ia menghadap  majikannya lagi dg membawa anggur yg dipetiknya utk kedua kalinya. Anggur itupun segera dimakan tuannya. Tetapi majikannya terlihat kesal.
    "Bagaimana engkau ini, aku menyuruhmu memetik anggur yg manis, tetapi lagi2 engkau memberiku anggur yg masam rasanya, padahal engkau telah dua tahun bekerja dikebunku ini", tegur tuannya.
    "Tuanku, aku tdk dapat membedakan anggur yg manis dg yg masam, krn tuan mempekerjakanku dikebun ini hanya sbg penjaga, sehingga sejak bekerja dan tinggal disini, aku belum pernah merasakan sebutir anggurpun, bagaimana mungkin aku dapat membedakannya?", jawab Mubarak.
    "Mengapa engkau tdk memetiknya dan memakannya disaat tdk ada aku ?", tanya sang majikan.
    "Allah maha mengawasi segala perbuatan makhlukNya", jawab Mubarak singkat.
     Majikannya amat tertegun mendengar kata2 yg keluar dari seorang budak berkulit hitam itu.
     Si pemilik kebun mempunyai seorang gadis yg memiliki paras cantik yg pernah dilamar oleh beberapa saudagar kaya, tetapi kebetulan belum ada yg dianggap cocok baik bagi si gadis dan juga orang tuanya.
     Ketika simajikan pulang kerumah, ia segera bilang kpd isterinya bhw ia telah menemukan calon suami utk  anaknya. Akan tetap isterinya amat terkejut setelah sang suami menyebutkan nama calon menantu yg akan dijodohkan dg anak gadisnya yg berparas cantik itu, tak lain adalah budaknya sendiri yg sehari-hari ditugasi menjaga kebun mereka.
    " Bagaimana mungkin anak  kita, kita jodohkan dg budak hitam berbibir tebal itu ? Kalaupun kita rela, belum tentu anak kita itu mau", kata isterinya.
     Suaminya lalu menceritakan perilaku badaknya yg begitu jujur, sehingga lantaran krn alasan itulah, ia ingin menjadikan budaknya itu sbg menantu.
    Kemudian isterinya segera menemui anak gadisnya memberitahukan ttg niat ayahnya itu. Tak diduga oleh sang ibu, anaknya menjawab:
     "Jika ayah dan ibu telah setuju, akupun mau. Siapakah yg mampu memperhatikanku lebih tulus daripada kedua orang tuaku ?"
     Akhirnya sang ayahpun menikahkan anak gadisnya itu dg Mubarak. Dari pernikahan ini, lahirlah Abdullah bin Mubarak yg kemudian dikenal dg imam Ibnul Mibarak (118'-181 H) sbg ulama sufi, ahli fiqih, hadis yg dikenal dunia. Ibnul Mubarok dikenal pula sbg ulama besar kaya raya yg sangat dermawan. Ia memiliki banyak harta krn berasal dari keluarga berada (kakeknya).

Muhkamat Mutasyabihat

[Takwil: Metode Memahami Ayat Mutasyabihat]
(Asy'ari Masduki, MA)

Perlu diketahui bahwa ayat-ayat dalam al Qur’an dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, ayat-ayat muhkamat dan ayat-ayat mutasyabihat. Allah ta'ala berfirman:
 هُوَ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ ءَايَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَـأَمَّا الَّذِيْنَ فِي قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِـغَاءَ الْفِـتْنَةِ وَابْتِـغَاءَ تَأْوِيْلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْـلَهُ إِلاَّ اللهُ وَالرَّاسِخُوْنَ فِي الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ ءَامَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوْا اْلأَلْبَابِ
"Dia-lah yang menurunkan al Kitab (al Qur'an) kepada Muhammad. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat muhkamat, itulah Umm al Qur'an (yang dikembalikan dan disesuaikan pemaknaan ayat-ayat al Qur'an dengannya) dan yang lain ayat-ayat mutasyabihat. Adapun orang-orang  yang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya sesuai dengan hawa nafsunya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya (seperti saat tibanya kiamat)  melainkan Allah serta orang-orang yang mendalam ilmunya mengatakan : "kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran darinya kecuali orang-orang yang berakal"
1) Ayat Muhkamat  adalah  ayat al Qur’an yang dari sisi bahasa memiliki satu makna saja atau ayat yang telah diketahui dengan jelas makna dan maksudnya dan tidak memungkinkan untuk ditakwil ke makna lain. Di antara contoh ayat Muhkamat adalah firman Allah ta’ala:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ  شَىءٌ
 “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya (baik dari satu segi maupun semua segi, dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya)”. (Q.S as Syura: 11)
Contoh lainnya adalah firman Allah ta’ala:   
 وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
 “Dia (Allah) tidak ada satupun yang menyekutui-Nya” (Q.S al Ikhlash:4) 
2) Ayat Mutasyabihat, yaitu ayat yang belum jelas maknanya, atau ayat yang memiliki banyak kemungkinan makna dan pemahaman sehingga perlu direnungkan agar diperoleh pemaknaan yang tepat yang sesuai dengan ayat-ayat muhkamat. Contohnya adalah
a. Q.S Thaha:5, Allah berfirman:
(الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ)
[Surat Tha-Ha 5]
b. al Qashahs:88, Allah berfirman:
(كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجههَ)
[Surat Al-Qashash 88]

Mengingat ayat muhkamat hanya memiliki satu kemungkinan makna saja, maka untuk memahaminya dapat langsung dipahami berdasarkan makna tersebut. Sedangkan untuk memahami ayat-ayat mutasyabihat seluruh para ulama baik salaf maupun khalaf menggunakan satu metode yaitu takwil. Takwil adalah memalingkan makna ayat dari makna dzahirnya pada makna batin ayat tersebut. Tanpa takwil dikhawatirkan seseorang akan terjerumus dalam tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya). Imam Ahmad ar Rifa’iy pernah menegaskan:
صُوْنُوْا عَقَائِدَكُمْ مِنَ التَّمَسُّكِ بِظَاهِرِ مَا تَشَابَهَ مِنَ اْلكِتَابِ وَالسُّنَّةِ فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ أُصُوْلِ اْلكُفْرِ
“Jagalah akidah kalian dari berpegang teguh dengan makna dzahir ayat dan sunnah yang mutasyabihat karena hal itu di antara sumber kekufuran”

Abu Nashr al Qusyairi juga telah menjelaskan konsekwensi-konsekwensi buruk yang secara logis akan didapat oleh orang yang menolak takwil. Abu Nashr al Qusyairi adalah seorang ulama yang digelari oleh al Hafizh 'Abdurrazzaq ath-Thabsi sebagai imam dari para imam. Ini seperti dikutip oleh al Hafizh Ibnu 'Asakir dalam kitabnya Tabyin Kadzib al Muftari.
Metode takwil terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Metode Salaf, yaitu metode yang dipergunakan oleh mayoritas orang-orang yang hidup pada tiga abad hijriyah pertama. Metode mereka ini biasa disebut dengan takwil global (takwil ijmali), yaitu dengan mengimaninya serta meyakini bahwa maknanya bukanlah sifat-sifat jism (sesuatu yang memiliki ukuran dan dimensi), tetapi memiliki makna yang layak bagi keagungan dan kemahasucian Allah tanpa menentukan apa makna tersebut. Mereka mengembalikan makna ayat-ayat mutasyabihat tersebut kepada ayat-ayat muhkamat seperti firman Allah :
 لَيْسَ كَمِثْلِهِ  شَىءٌ
 “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya (baik dari satu segi maupun semua segi, dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya)”.

Takwil ijmali ini adalah seperti yang dikatakan oleh imam asy-Syafi'i –radhiyallahu ‘anhu- :
ءَامَنْتُ بِمَا جَاءَ عَنِ اللهِ عَلَى مُرَادِ اللهِ وَبِمَا جَاءَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ  عَلَى مُرَادِ رَسُوْلِ اللهِ
"Aku beriman dengan segala yang berasal dari Allah sesuai apa yang dimaksudkan Allah dan beriman dengan segala yang berasal dari Rasulullah  sesuai dengan maksud Rasulullah"
Maksud beliau adalah bukan makna yang sesuai dengan yang terbayangkan oleh prasangka dan benak manusia yang merupakan sifat-sifat fisik dan benda (makhluk) yang tentunya mustahil bagi Allah.
2. Metode Khalaf, yaitu metode yang digunakan oleh para ulama yang hidup setelah tiga abad pertama hijriyah. Metode ini disebut dengan takwil tafshiliy. Takwil Tafshiliy adalah mentakwil ayat-ayat mutasyabihat secara terperinci yakni dengan menentukan makna-maknanya sesuai dengan penggunaan kata tersebut dalam bahasa Arab. Seperti halnya ulama salaf, mereka juga tidak memahami ayat-ayat tersebut sesuai dengan zhahirnya.
Metode ini bisa diambil dan diikuti, terutama ketika dikhawatirkan terjadi goncangan terhadap keyakinan orang awam, demi untuk menjaga dan membentengi mereka dari tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya). Sebagai contoh, firman Allah yang memaki Iblis :
مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ
Ayat ini boleh ditafsirkan bahwa yang dimaksud dengan al Yadayn adalah al 'Inayah (perhatian khusus) dan al Hifzh (memelihara dan menjaga).
Namun perlu ditegaskan bahwa meskipun mayoritas ulama salaf menggunakan metode takwil ijmaliy dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat, tetapi di antara mereka juga ada yang menggunakan takwil tafshiliy. Dalam Shahih al Bukhari, kitab tafsir al Qur'an disebutkan :
سُوْرَةُ الْقَصَصِ، كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ ، إِلاَّ مُلْكَهُ وَيُقَالَ مَا يُتَقَرَّبُ بِهِ إِلَيْهِ اهـ.
"Surat al Qashas: 88) yakni kecuali kekuasaan dan pengaturan-Nya terhadap makhluk-Nya atau amal yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada-Nya".
Imam Ahmad yang juga termasuk ulama salaf, beliau mentakwil secara tafshili (terperinci) pada firman Allah:
وَجَاءَ رَبُّكَ
Beliau mengatakan: yakni datang kekuasaan-Nya (tanda-tanda kekuasaan-Nya) ".

SUNAN GESENG

Sunan Geseng, atau sering pula disebut Eyang Cakrajaya, adalah murid Sunan Kalijaga. Ia adalah keturunan Imam Jafar ash-Shadiq, dengan nasab: Sunan Geseng bin Husain bin al-Wahdi bin Hasan bin Askar bin Muhammad bin Husein bin Askib bin Mohammad Wahid bin Hasan bin Asir bin 'Al bin Ahmad bin Mosrir bin Jazar bin Musa bin Hajr bin Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin al-Madani bin al-Husain bin al-Imam Ali K.W


Nama asli petani penyadap nira ini adalah Ki Cokrojoyo. Alkisah, dalam pengembaraannya, Sunan Kalijaga terpikat suara merdu Ki Crokro yang bernyanyi setelah menyadap nira.

Kalijaga meminta Ki Cokro mengganti syair lagunya dengan zikir kepada Allah. Ketika Ki Cokro berzikir, mendadak gula yang ia buat dari nira itu berubah jadi emas. Petani ini heran bukan
kepalang. Ia ingin berguru kepada Sunan Kalijaga. Untuk menguji keteguhan hati calon muridnya, Sunan Kalijaga menyuruh ki Cokro berzikir tanpa berhenti, sebelum ia datang lagi.

Setahun kemudian, Sunan Kalijaga teringat Ki Cokro. Sang aulia memerintahkan murid-muridnya mencari Ki Cokro, yang berzikir di tengah hutan. Mereka kesulitan menemukannya, karena tempat
berzikir ki Cokro telah berubah menjadi padang ilalang dan semak belukar. Syahdan, setelah murid-murid Sunan Kalijaga membakar padang ilalang, tampaklah Ki Cokro sujud ke kiblat.

Tubuhnya hangus, alias geseng, dimakan api. Tapi, penyadap nira ini masih bugar, mulutnya berzikir komat-kamit. Sunan Kalijaga membangunkannya dan memberinya nama Sunan Geseng.
Ia menyebarkan agama Islam di Desa Jatinom, sekitar 10 kilometer dari kota Klaten arah ke utara.

Penduduk Jatinom mengenal Sunan Geseng dengan sebutan Ki Ageng Gribik. Julukan itu berangkat dari pilihan Sunan Geseng untuk tinggal di rumah beratap gribik –anyaman daun nyiur. Menurut legenda setempat, ketika Ki Ageng Gribik pulang dari menunaikan ibadah haji, ia melihat penduduk Jatinom kelaparan. Ia membawa sepotong kue apem, dibagikan kepada ratusan orang yang kelaparan. Semuanya kebagian.

Kia Ageng Gribik meminta warga yang kelaparan makan secuil kue apem seraya mengucapkan zikir: Ya-Qowiyyu (Allah Mahakuat). Mereka pun kenyang dan sehat. Sampai kini, masyarakat
Jatinom menghidupkan legenda Ki Ageng Gribik itu dengan menyelenggarakan upacara ”Ya-Qowiyyu” pada setiap bulan Syafar.

Warga membikin kue apem, lalu disetorkan ke masjid. Apem yang terkumpul jumlahnya mencapai ratusan ribu. Kalau ditotal, beratnya sekitar 40 ton. Puncak upacara berlangsung usai salat Jumat.
Dari menara masjid, kue apem disebarkan para santri sambil berzikir, Ya-Qowiyyu….

Ribuan orang yang menghadiri upacara memperebutkan apem ”gotong royong” itu

MAKAM KERAMAT DI TULUNGAGUNG

1) Makam Tumenggung Surontani Kertoyuda
Makam Tumenggung Surontani Kertoyuda dimakamkan di Gunung Budeg Kertoyuda adalah Senopati Wajak pada era Surontani Kerto Koesumo. Bahkan dia sempat menggantikan Tumenggung Surantani Ariyo Koesumoedi saat ki Surontani I di tahan di Mataram, meski hanya sementara. Setelah Surontani I kembali ke Wajak menantunya diangkat sebagai Tumenggung Surotani II dengan gelar Kerto Koesoemo.

2) Makam Eyang Agung Tjokro Koesumo
Makam Eyang Agung Tjokro Koesumo dimakamkan di dekat Candi Dadi Wajak Kidul. Para peziarah datang dari berbagai daerah. “Banyak juga peziarah yang datang dari Pulau Dewata Bali” kata Mbah Wo Juru Kunci makam Eyang Agung Tjokro Koesoemo.

3) Makam Syekh Sunan Kuning

Makam Syekh Sunan Kuning atau lebih dikenal Makam RM. Garandhi di desa Macanbang Kecamatan Gondang. Makam tersebut diketemukan sekitar abad ke-18. RM Garandhi adalah musuh bebuyutan Kolonial Belanda. Di saat Mataram dikuasai Kolonial, RM. Garandhi didukung rakyat dapat merebut Mataram yang telah dikuasai penjajah. Namun hanya bertahan beberapa tahun RM. Garandhi menjadi raja.
Disaat Mataram di duduki Belanda lagi RM. Garandhi melarikan diri ke arah timur, tepatnya di daerah Tulungagung sampai akhirnya wafat di Desa Macanbang.

4) Makam Fatimah
Makam Fatimah atau lebih dikenal Nyai Lidah Hitam. Menurut cerita nyai Lidah Hitam adalah seorang putri mandraguna istri dari Kyai Abu Masur dari Desa Tawangsari.
Julukan Nyai Lidah Hitam sebenarnya datang dari para kompeni. Menurut tokoh spritualis Abah Edi Purnomo, karena ucapan beliau yang selalu bertuah, maka para kompeni sering kelabakan dalam menghadapinya sepak terjang Nyai Lidah Hitam ini. “Keluarga Abu Mansur II ini pernah kedatangan seorang tamu. Entah kasannya ingin menjajal kesaktian keluarga Abu Mansur atau tujuan lain. Yang jelas tamu tersebut merasa kurang puas dengan penyambutan pihak keluarga. Akhirnya dengan terpaksa tampilah Nyai Lidah Hitam dengan kesaktiannya yaitu menggoreng batu dengan tangan diatas kembennya. Pada akhirnya kian lama batu tersebut akhirnya dapat memanas. Bahkan panasnya dapat mematangkan buah beras” jelasnya.
Makam Fatimah atau lebih dikenal Nyai Lidah Hitam di komplek pemakaman keluarga Kyai Abu Mansur di belakang masjid Tawangsari Kecamatan Kedungwaru.

5) Makam RMT. Djayadiningrat Adipati Tulungagung
Makam RMT. Djayadiningrat Adipati Tulungagung dimakamkan di belakang Masjid Macan, Kedungwaru. Di masa hidupnya bersama rakyat mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan berkumpulnya ulama – ulama dan santri – santri. Dan Djayaningrat tidak melupakan perjuangan salah satunya familinya yakni pangeran Diponegoro yang berjuang melawan Belanda tidak terlepas dari mental agama.

6) Makam Syekh Sarkowi
Makam Syekh Sarkowi berada di desa Ngujang Kecamatan Kedung Waru Makam tersebut berada di tengah sawah. Menurut cerita penemu makam tersebut adalah seorang pengusaha yang pernah ditolong Syekh Sarkowi.
Dimasa sulitnya seorang pengusaha tersebut pernah bertemu orang tua. Orang tua tersebut mendoakan semoga seorang yang berasal dari Nganjuk tersebut menjadi orang sukses. Pesan orang tua tersebut jika sudah sukses agar segera beribadah haji ke tanah suci Makah.

Di saat menunaikan ibadah haji, pengusaha dari Nganjuk tersebut bertemu lagi dengan orang tua yang pernah berpesan untuk menunaikan ibadah haji jika sudah sukses.
Namun sebelum berpisah dengan orang tua tersebut pengusaha berasal dari Nganjuk meminta alamat rumah orang tua yang pernah mendo’akannya.
Beberapa hari kemudian seorang pengusaha tersebut sengaja mencari alamat orang tua tersebut di desa Ngujang. Namun seharian mencari rumah orang tua tersebut tidak membuahkan hasil. Karena kecapekan seorang pengusaha itu tertidur dengan nyenyak. Didalam tidurnya ditemui orang yang baru saja dicarinya.
“Kamu sudah hampir menemukan alamatku, jika kamu teruskan mencarinya kamu akan menemukan rumahku. Rumahku ada ditengah sawah dan di bawah pepohonan desa Ngujang” kata orang tua tersebut.
Ketika terjaga dari tidurnya pengusaha tersebut berniat mencari rumah orang yang baru menemuinya dalam mimpinya.
Keesok harinya dia mencari rumah orang tua itu di tengah sawah di bawah pepohonan. Dia terkejut ketika menemukan makam tua di bawah pohon di tengah sawah. Makam tua tersebut di batu nisannya tertulis Syekh Sarkowi. Ternyata orang tua yang selama ini pernah dia temui lewat mimpi maupun ketemu langsung sudah lama meninggal. Sejak kejadian tersebut pengusaha asal Nganjuk tersebut membangun makam keramat itu. Sampai saat ini makam keramat itu banyak diziarahi orang dari berbagai daerah.

7) Makam Mbah Wali

Makam keramat berikutnya adalah makam Mbah Wali di pantai Popoh Tulungagung. Menurut Abah Marwin Sholeh tokoh Paranormal asal Pucang Laban, Mbah Wali adalah tokoh agama Islam di pulau Jawa sebelum zaman Wali Songo. Makamnya tidak jauh dari pantai Popoh, bahkan di tepi pantai Popoh. “Ketika memasuki kawasan wisata pantai Popoh, silahkan tanya petugas pasti sudah mengenalnya” jelasnya.


8) Makam RM. Djayeng Koesoemo
Makam keramat berikutnya adalah RM. Djayeng Koesoemo di Demuk, Pulanglaban. RM. Djayeng Koesoemo adalah anak dari Adipati RMT. Djayaningrat, sedang istrinya bernama R. Ayu Endang Ratna Palupi putri Bupati Japanan Mojokerjo.

Menurut Ny. Sundari yang masih keturunan RM. Djayeng Koesoemo, semasa hidupnya RM. Djayeng Koesoemo sangat gigih berjuang melawan kolonial Belanda. Pada suatu ketika berhasil membunuh petinggi kolonial Belanda. Karena masih keturunan Bupati Ngrowo V maka tidak dipenjara namun dibuang di hutan belantara pada tahun 1866. Bersama 40 orang pengikutnya RM. Djayeng Koesoemo berada di hutan yang dikenal sangat angker. Orang Jawa sering menyebut Jalmo moro Jalmo Mati, Sato Moro Sato Mati. Dengan kesaktian RM. Djayeng Koesoemo dapat mengalahkan para dedemit yang mengamuk. Oleh karena itu hutan yang semula angker itu dinamakan desa Demuk.

9) Makam Syeh Basyarudin
Makam Syeh Basyarudin berada di makam Srigading, Kauman. Pada malam Jum’at legi makam ulama besar tersebut diziarahi pendatang dari berbagai daerah. Bahkan makam syeh Basyarudin sering diziarahi para santri dari pondok pesantren di berbagai daerah. Disekitar makam Syeh Basyarudin terdapat makam Bupati Trenggalek dan keluarganya.

10) Makam Syeh Abdul Fattah
Makam Syeh Abdul Fatah terletak di komplek Masjid Mangunsari Tulungagung, banyak cerita tentang kekeramatan beliau yaitu salah satunya ketika beliau mendirikan menara masjid yang hanya semalam, kemudian menara tersebut miring tetapi beliau hanya menyapu disekitarnya, atas izin Allah menara tersebut lurus kembali, oleh sebab itu Pondok pesantrennya disebut Pondok Menara Al-Fattah

11) Makam Syeh Wahyudi
Makam Syeh Wahyudi terletak di Pojok Ngantru Tulungagung sekitar 2 Km dari arah pasar pojok ketimur masuk sebuah gang kecil dan berada di belakang pekarangan dekat musholla

WALI 7 BALI


Ada beberapa informasi yang menyatakan bahwa Islam sudah masuk ke Pulau Bali pada abad ke-15 M. Ini dibuktikan pada saat Dalem Ketut Ngelesir menjabat sebagai Raja Gelgel pertama (1380—1460 M) dan mengadakan kunjungan ke keraton Majapahit. Saat itu, Raja Hayam Wuruk mengadakan pertemuan kerajaan seluruh Nusantara. Setelah acara tersebut selesai, Dalem Ketut Ngelesir pulang ke negerinya (Bali) dengan diantar oleh empat puluh orang dari Majapahit sebagai pengiring, yang konon diantara mereka terdapat Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil. Peristiwa ini dijadikan patokan masuknya Islam di Pulau Bali yang berpusat di kerajaan Gelgel. Sejak itu, agama Islam mulai berkembang di Bali dan terus demikian hingga saat ini.
Demikian juga terdapat makam para Da’i, ulama dan pemuka Islam yang pada masa hidupnya dikaruniai Allah Swt karomah, sehingga makam-makam mereka juga dihormati, oleh ummat Islam khususnya maupun juga orang-orang Bali yang mayoritas beragama Hindu. Dari sekian banyak makam auliya’ di Bali, ada tujuh makam yang sangat menonjol yang terkenal dengan Sab’atul Auliya’ (baca: wali pitu/tujuh wali). Diantara wali pitu tersebut adalah : 
1. Keramat Pantai Seseh (Pangeran Mas Sepuh)
Pangeran Mas Sepuh merupakan gelar. Nama sebenarnya adalah Raden Amangkuningrat, yang terkenal dengan nama Keramat Pantai Seseh. Ia merupakan Putra Raja Mengwi I yang beragama Hindu dan ibunya berasal dari Blambangan (Jatim) yang beragama Islam. Sewaktu kecil, beliau sudah berpisah dengan ayahandanya dan diasuh oleh ibundanya di Blambangan. Setelah dewasa, Pangeran Mas Sepuh menanyakan kepada ibunya tentang ayahandanya itu. Setelah Pangeran Mas Sepuh mengetahui jati dirinya, ia memohon izin pada ibunya untuk mencari ayah kandungnya, dengan niat akan mengabdikan diri. Semula, sang ibu keberatan, namun akhirnya diizinkan juga Pangeran Mas Sepuh untuk berangkat ke Bali dengan diiringi oleh beberapa punggawa kerajaan sebagai pengawal dan dibekali sebilah keris pusaka yang berasal dari Kerajaan Mengwi.
Setelah bertemu dengan ayahnya, terjadilah kesalahpahaman karena baru sekali ini mereka berdua bertemu. Akhirnya, Pangeran Mas Sepuh beranjak pulang ke Blambangan untuk memberi tahu ibunya tentang peristiwa yang telah terjadi. Dalam perjalanan pulang, sesampainya di Pantai Seseh, Pangeran Mas Sepuh diserang oleh sekelompok orang bersenjata tak dikenal sehingga pertempuran tak dapat dihindari. Melihat korban berjatuhan yang tidak sedikit dari kedua belah pihak, keris pusaka milik Pangeran Mas Sepuh dicabut dan diacungkan ke atas dan seketika itu ujung keris mengeluarkan sinar dan terjadilah keajaiban, kelompok bersenjata yang menyerang tersebut mendadak lumpuh, bersimpuh diam seribu bahasa. Setelah mengetahui hal tersebut, Pangeran Mas Sepuh berkata, “Hai, Ki Sanak! mengapa kalian menyerang kami dan apa kesalahan kami?” Mereka diam tak menjawab. Akhirnya diketahui bahwa penyerang itu masih memiliki hubungan kekeluargaan, dilihat dari pakaian dan juga dari pandangan batiniah Pangeran Mas Sepuh. Akhirnya, keris pusaka dimasukkan kembali ke dalam karangkanya dan kelompok penyerang tersebut dapat bergerak kemudian memberi hormat kepada Pangeran Mas Sepuh. Tidak lama setelah kejadian tersebut, Pangeran Mas Sepuh meninggal dunia dan dimakamkan di tempat itu juga. Sampai sekarang, makamnya terpelihara dengan baik dan selalu diziarahi oleh umat Islam dari berbagai wilayah di Nusantara.
Proses ditemukannya Makam Keramat Pantai Seseh dimulai sejak Jamaah Manaqib yang ada di Bali mendapat petunjuk, yaitu pada bulan Muharam 1413 H atau 1992 M yang kemudian ditemukan juga makam keramat yang lain.
Makam ini terletak di Pantai Seseh, Desa Munggu Mengwi, Kabupaten Badung (berdampingan dengan Candi Pura Agung di Tanah Lot). Jarak antara Pantai Seseh dan Jalan Raya Tabanan—Denpasar ± 15 km. Selain dikeramatkan oleh kaum muslimin, makamnya juga dihormati oleh umat Hindu. Juru kuncinya bahkan seorang pendeta Hindu. 
2. Keramat Pamecutan
Makam Dewi Khodijah terkenal dengan Keramat Pemecutan. Makam ini terletak di Jalan Batukaru arah ke Perumnas Monang Maning Denpasar.
Dewi Khodijah ini adalah nama setelah beliau berikrar masuk agama Islam. Nama aslinya adalah Ratu Ayu Anak Agung Rai. Beliau adalah adik Raja Pemecutan Cokorda III yang bergelar Bathara Sakti yang memerintah sekitar tahun 1653 M.
Pada waktu Raja Pamecutan tengah berperang, salah seorang prajurit dapat menahan seorang pengelana di Desa Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Orang yang ditahan tersebut diduga menjadi telik sandi atau mata-mata musuh. Ia lalu dihadapkan kepada Raja Pamecutan untuk diusut. Akhirnya diketahui bahwa dia adalah seorang senopati dari Mataram yang sedang berlayar menuju Ampenan, Lombok, namun perahu yang ditumpanginya diserang badai dahsyat yang membuat senopati Mataram tersebut terdampar di pantai selatan Desa Tuban. Beliau bernama Pangeran Mas Raden Ngabei Sosrodiningrat, sedangkan para pengiring atau punggawanya sebanyak 11 orang tiada kabar beritanya.
Setelah diketahui bahwa tawanan tersebut adalah seorang senopati dari Mataram, Raja Pamecutan meminta kesediaannya untuk memimpin prajurit yang sedang berperang. Raja Pamecutan menjanjikan, apabila perang telah usai dan kemenangan diraihnya, Pangeran Sosrodiningrat akan dinikahkan dengan adik Raja Pamecutan. Akhirnya Pangeran Sosrodiningrat bersedia membantu untuk memperkuat pasukan yang ada di medan perang tanpa memikirkan janji raja. Dia malah berpikir apakah mungkin dapat menikah dengan seorang putri yang beragama Hindu, sedangkan dirinya beragama Islam. Setelah perang tersebut dimenangkan oleh pasukan Kerajaan Pamecutan, Pangeran Sosrodiningrat menikah dengan Ratu Ayu Anak Agung Rai (Dewi Khodijah). Setelah dipersunting oleh Mas Raden Ngabei Sosrodiningrat, Ratu Ayu Anak Agung Rai memeluk Islam dan bersungguh-sungguh menekuni dan melaksanakan ajarannya.
Setelah beberapa tahun, musibah datang menimpanya. Pada suatu malam yang gelap, sewaktu Dewi Khodijah mengerjakan shalat malam di kamar yang pintunya terbuka, secara tidak sengaja ia terlihat oleh punggawa raja yang sedang berjaga dan terdengar suara takbir “Allahu Akbar”. Yang didengar oleh punggawa bukanlah kalimat “Allahu Akbar”, melainkan “makeber” yang dalam bahasa Bali berarti “terbang”. Sang punggawa memperhatikan semua gerakan shalat yang dilakukan oleh Dewi Khodijah yang dinilai olehnya sebagai pekerjaan leak (orang jadi-jadian yang berbuat jahat). Sang punggawa langsung melaporkan kepada raja tentang keberadaan leak di kamar keputren. Raja akhirnya memerintahkan beberapa punggawa untuk mendatanginya. Saat melihat Dewi Khodijah sedang sujud, tanpa memikirkan risiko, para punggawa menyerbu dengan senjata terhunus dan menghujamkannya ke punggung Dewi Khodijah. Darah segar tersembur ke atas dari punggung Dewi Khodijah yang terkena ujung tombak. Bersamaan dengan itu, terjadilah keanehan yang luar biasa, darah segar Dewi Khodijah yang keluar dari punggungnya mengeluarkan cahaya terang kebiru-biruan dan dapat menembus dinding atap atas hingga keluar memenuhi udara dan memancarkan sinar yang menerangi istana Pamecutan. Seluruh kota Denpasar bahkan menjadi terang-benderang seperti siang hari. Semua penduduk terutama keluarga istana sangat terkejut, termasuk Raja Pamecutan. Bersamaan dengan itu, para punggawa melaporkan bahwa yang dibunuh bukan leak, melainkan orang biasa dan mengeluarkan darah. Saat itu, terdengar jeritan dengan ucapan “Allahu Akbar” hingga tiga kali.
Jenazah Dewi Khodijah yang tertelungkup dengan tombak terhujam di punggungnya sulit diangkat dan dibujurkan. Tubuhnya bermandikan darah yang sudah membeku. Keluarga kerajaan yang ingin menolong mengangkatnya tidak dapat berbuat apa-apa. Jenazahnya tetap sujud tidak berubah. Baginda mencari bantuan kepada umat Islam yang ada di sana agar mau merawat jenazah adiknya menurut cara Islam. Umat Islam lalu segera membantu merawat jenazah, mulai dari memandikan, mengafani, menshalati, sampai memakamkannya dan semuanya berjalan lancar. Meski demikian, satu hal yang tak dapat diatasi yaitu batang tombak yang menghujam di punggungnya tidak dapat dicabut. Akhirnya, atas keputusan semua pihak, jenazah dimakamkan bersama tombak yang masih berada di punggungnya. Anehnya, batang tombak yang terbuat dari kayu itu bersemi dan hidup sampai sekarang. Hal tersebut dapat dibuktikan apabila Anda berkunjung ke makam Dewi Khodijah.
3. Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih.
Makam Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih ini terletak di Jl. Semangka Loloan Barat Kec. Negara, Kab. Jembrana, Bali.
Meninggal pada tanggal 27 Februari 1998 M di Loloan Barat Jembrana dalam usia 100 tahun lebih. Chabib Ali Bafaqih pendiri pondok Syamsul Huda semasa hidupnya dalam menjalankan syiar Islam telah menunjukkan menjadi hamba Allah pilihan, banyak yang menyaksikan waktu beliau mengisi di suatu majelis, tetapi ada orang yang melihat beliau mengisi di majelis di tempat lain di hari yang sama.
4. Keramat di Bukit Bedugul (Habib Umar bin Yusuf al-Maghribi)
Makam ini terletak di bukit Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali. Makam ini hanya berwujud empat batu nisan untuk dua makam, yaitu makam Habib Umar dan pengikutnya yang luasnya 4×4 M.
Makam ini sebenarnya sudah lama ada, namun menurut keterangan dari beberapa tokoh masyarakat setempat baru saja ditemukan sekitar 40—50 tahun berselang oleh seorang yang mencari kayu bakar di bukit Bedugul tersebut.
5. Keramat Kusumba, Klungkung (Habib Ali bin Abu Bakar al-Hamid)Makam ini terletak di tepi pantai Desa Kusamba, Kecamatan Dawah, Kabupaten Klungkung, Bali. Makam ini sangat dikeramatkan oleh penduduk setempat, baik umat Islam maupun Hindu.
Makam keramat ini terletak tidak jauh dari selat yang menghubungkan Klungkung dengan Pulau Nusa Penida. Desa Kusamba berada di jalan raya antara Klungkung dan Karangasem (Amlapura), dekat dengan Goalawah. Di depan makam dibangun patung seorang tokoh berserban dan berjubah menunggang kuda.
Sewaktu hidupnya, Habib Ali bin Abu Bakar al-Hamid menjadi guru bahasa Melayu Raja Klungkung saat itu, Dalem I Dewa Agung Jambe. Waktu itu, beliau diberi seekor kuda untuk kendaraan pulang pergi antara Kusamba dan Klungkung.
Pada suatu hari, sewaktu Habib Ali pulang dari Klungkung dan sesampainya di pantai Desa Kusamba, beliau diserang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal dengan senjata tajam secara bertubi-tubi. Habib Ali yang masih berada di atas kudanya tewas tersungkur di tanah bermandikan darah. Akhirnya, jenazah Habib Ali dimakamkan di di ujung barat pekuburan desa Kusamba.
Pada malam hari setelah pembunuhan tersebut, terjadilah peristiwa yang sangat menggemparkan. Bagian atas makam Habib Ali al-Hamid mengeluarkan api yang berkobar-kobar membumbung ke angkasa. Semburan api tersebut bergulung-gulung bagaikan bola api dan terbang untuk mengejar sang pembunuh. Di mana mereka bersembunyi, kobaran api terus mengejarnya sampai dapat membakar mereka satu persatu. Tak seorang pun dari pembunuh itu yang tersisa.
Silsilah dari Habib Ali adalah: Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar bin Salim bin Hamid bin Aqil bin Muthohar bin Umar bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman as-Saqaf bin Ali bin Alwi bin Khalaq Qasam bin Muhammad Shahibil Mirbath bin Ali bin Muhammad Faqih al-Muqadam bin Abdullah bin Ahmad bin Isa al-Bashari bin Muhammad al-Muhajir bin Muhammad Naqib bin Ali al-Aridlhi bin Ja’far Shadiq bin M. Bakir bin Ali Zaenal Abidin bin Husain bin Ali r.a. suami Fatimah az-Zahra’ binti Rasulullah SAW. 
6. Keramat Kembar Karangasem (Maulana Yusuf al-Baghdi al-Maghribi dan Ali bin Zaenal Abidin al-Idrus)
Makam Keramat Kembar Karangasem terletak di Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten. Karangasem(Amlapura), Bali. Makam keramat tersebut berada tidak jauh dari Jalan Raya Subangan arah ke utara, jalan tembus menuju ke Singaraja dari Desa Temukus. Dari Singaraja berjarak ± 6—7 km.
Di dalam satu cungkup makam kembar tersebut terdapat makam tua/kuno berjajar dengan makam Ali bin Zainal Abidin al-Idrus. Menurut masyarakat, makam kuno inilah yang dikeramatkan sejak zaman dahulu. Makam ini diperkirakan berusia 350—400 tahun. Adapun mengenai nama, sejarah, dan dari mana asalnya, tidak satu pun yang tahu, bahkan juru kuncinya pun tidak tahu. Sebagian kalangan menyebutkna bahwa makam ini adalah makam dari Syekh Maulana Yusuf al-Baghdi al-Maghribi.
Pada tahun 1963 M, Gunung Agung meletus dan mengeluarkan lahar panas, menyemburkan batu besar dan kecil serta abu yang menjulang tinggi di angkasa, menyebar ke seluruh Pulau Bali, bahkan sampai ke wilayah Jawa Timur. Cuaca menjadi gelap gulita, siang hari berubah menjadi gelap pekat, lampu mobil yang terang yang biasa digunakan untuk jarak jauh tidak dapat menembus kepekatan hujan abu tersebut. Ini menunjukkan betapa hebat dan dahsyatnya letusan dan semburan yang dimuntahkan oleh Gunung Agung. Sebagian desa porak poranda, banyak rumah roboh, pohon-pohon besar banyak yang tumbang, hujan pasir dan batu kerikil telah menggenangi pulau Bali. Uniknya, Makam Syekh Maulana Yusuf al-Baghdi yang di atasnya tertumpuk susunan batu merah yang ditata begitu saja tidak diperkuat dengan semen pasir dan kapur, tidak berubah sedikit pun, bahkan tidak sebutir pasir pun yang mampu menyentuhnya.
Adapun Habib Ali Zainal Abidin al-Idrus (wafat pada 9 Ramadhan 1493 H/19 Juni 1982) dikenal sebagai ulama besar yang arif bijaksana. Semasa hidupnya, banyak santri yang mengaji kepadanya. Mereka tidak hanya berasal dari beberapa daerah di Bali, tetapi juga dari Lombok dan sekitarnya. Semasa hidupnya, ia menjadi juru kunci makam kuno itu dan setelah wafat, beliau dimakamkan di samping makan kuno tersebut. 
7. Keramat Karang Rupit (Syekh Abdul Qadir Muhammad)
Makam Keramat Karang Rupit terletak di Desa Temukus (Labuan Aji), Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali. Makam tersebut berada di tepi Jalan Raya Seririt. Jarak dari Singaraja ± 15 km.
Makam keramat ini adalah makam dari Syekh Abdul Qadir Muhammad yang memiliki nama asli The Kwan Lie atau The Kwan Pao-Lie. Penduduk setempat menyebutnya sebagai Keramat Karang Rupit.
Semasa remaja, beliau  adalah murid Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Para peziarah, baik muslim maupun Hindu, biasanya banyak berkunjung pada hari Rabu terakhir (Rabu Wekasan) bulan Shafar. Uniknya, masing-masing menggelar upacara menurut keyakinan masing-masing.
***
Berikut mereka yang disebut Wali Pitu:
1. Pangeran Mas Sepuh alias Raden Amangkuningrat
2. Habib Umar Maulana Yusuf
3. Habib Ali Bin Abu Bakar Bin Umar Bin Abu Bakar Al Khamid
4. Habib Ali Bin Zaenal Abidin Al Idrus
5. Syeh Maulana yusuf Al Magribi
6. Habib Ali Bin Umar Bafaqih
7. Syeh Abdul Qodir Muhammad
*Diambil dari berbagai sumber