TERBARU

AJI FATIHAH INTI BUMI

AJI FATIHAH INTI BUMI Salah satu Aji Pamungkas pegangan Para Kyai Kyai Sepuh yang bersumber dari Al quran tentunya. Surat Alfatihah disebut ...

Mengapa Orang Dahulu lebih “Ampuh” dibandingkan dengan orang sekarang???

*Mengapa Orang Dahulu lebih “Ampuh” dibandingkan dengan orang sekarang???*
Oleh : M.Rizal Zakaria
_(Pengasuh Padepokan Padhang Ati Kediri, Rabu Pon, Wuku Medangkungan, 01 Agustus 2018 M/19 Dzul Qo'dah 1439 H/19 Selo 1951 J)_

Sering kita mendengar, bahkan melihat para sesepuh desa yang tinggal dipelosok desa, dengan kehidupan yang sederhana, apa adanya, baca al-quran pun masih lebih fasih dibandingkan dengan ustadz-ustadz yang berpakaian parlente, rapi, necis, wangi, akan tetapi doa nya lebih manjur dibandikangan ustadz-ustadz itu.
Atau sering kita jumpai dimasyarakat pedesaan sekitar kita masih sering ketika sakit tertentu, misalnya sakit gigi, datang ke seorang kyai “kampung” untuk minta didoakan demi kesembuhan sakitnya, la dalah biidznillah hanya dengan ucapan _“bismillahirrohmanirrohim mugo-mugo mari, lek ora mari yo mati”_ dengan logat khas sepuh dan medognya. alhamdulillah Allah memberikan kesembuhan. Mengapa demikian??
Ternyata kuncinya ada pada diri kita.
saya teringat sebuah ungkapan, ketika Hamdun Alqossor ditanya :
قيل لحمدون القصار : مابال كلام السلفي انفع من كلامنا؟ قال لأنهم تكلمون لعزالإسلام ونجاح النفوس و رضا الرحمان ونحن نتكلمون لعزة النفس وطلب الدنيا وقبول الخلق
_Hamdun Alqossor pernah ditanya: mengapa ucapan orang2 terdahulu lebih bermanfaat daripada ucapan kita? Dia menjawab, karena mereka berkata untuk kemulyaan islam, dan keselamatan jiwa serta mencari Ridho Allah, sdgkan kita berbicara untuk kemulyaan nafsu pribadi dan mencari dunia serta pengakuan dari makhluk (Atsar Riwayat Abu Nuaim dalam Al Hilyah Juz 10/hal 231)_
Intinya, perbaiki motif atau niat kita dalam melaksakan sesuatu, niati untuk mencari ridho Kholiq bukan ridho Makhluq.
Jika Allah Sang Kholiq sudah ridho dengan kita, maka Allah akan "dekat" dengan kita, jika Allah "dekat" dengan kita, maka apapun yang kita minta, tanpa kita ucapkan sekalipun akan diijabah, itulah yang disebut oleh orang kuno dengan ilmu "sabdo dadi/pahit lidah/sacidu nyoto"
Lantas Bagaimana cara kita mendekat kepada Allah? laksanakan yang Wajib dahulu kemudian iringan dengan yang sunah.
Hal ini senada dengan hadist Qutsi :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلُّى اللّهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : إِنَّ اللّهَ تَعَالى قََالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا. فَقَدْ آذَنْتُهُ بالْحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشْيءٍ أَحَبَّ إِلَيَ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلنِي أَعْطَيْتُهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّهُ . رَوَاهُ البُخَارِيّ آذَنْتُهُ: أَعلَمْتُه بِأَنِّي محارب لَهُ. اسْتَعَاذَنِي رُوى بالنون وبالباءِ.
Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallama. bersabda: Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman : Barangsiapa memusuhi kekasih-Ku, maka Aku nyatakan perang kepadanya. *Tiada sesuatu yang dipergunakan mendekat oleh hambaku yang lebih Aku sukai daripada apa yang telah aku wajibkan kepadanya. Tiada hentinya hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan ibadah sunnah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi telinga yang ia gunakan untuk mendengar; mata yang ia gunakan untuk melihat; tangan yang ia gunakan untuk memukul; dan kaki yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya Aku memberinya, dan jika ia meminta perlindungan-Ku, niscaya Aku memberikan perlindungan kepadanya.* (HR al-Bukhari) Makna lafaz aazantuhu: Aku (Tuhan) memberitahukan kepadanya bahwa Aku memerangi atau memusuhinya. Sedang lafaz Ista'aadzanii, diriwayatkan dengan dua lafaz, dengan nun dan ba'. Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 6021. (Kitab Riyadh Al-Salihin, nomor 95)
oleh sebab itu, mari berlomba-lomba mendekat kepada Allah Ta'ala dengan Jalan menata semua perbuatan kita untuk senantiasa hanya mencari Ridho-Nya, serta melaksanakan apa yang telah diwajibkan-Nya dan diiringi kesunnahan.
Semoga bermanfaat.
_Diolah dari berbagai sumber_
Wes nguNU ae...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar